Header Ads

Serangkaian Proses Menghasilkan Ikan Teri



Bagi sebagian orang pesisir pantai sudah tidak asing lagi dengan Ikan Teri, atau yang lebih dekat dengan telingah warga pesisir pantai kususnya warga pesisir pantai pulau Timor yang sering menyebut Ikan Teri dengan nama ikan halus.



Ikan yang memiliki ukuran sekitar 2 cm bahkan lebih panjang dan berkisar sampai 40 cm ( tergantung spesiesnya) ini sering dijumpai oleh masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan dan sebagain warga yang sering mengonsumsi.


Salah satu contohnya adalah masyarakat pesisir pantai utara (Pantura) di kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).


Sebagai informasi, melansir dari berbagai informasi salah satunya dari Wikipedia, ikan teri ini ternyata juga ada dibelahan dunia dengan penyebutan dan kegunaan yang berbeda-beda seperti di negara Spanyol, ikan teri ditangkap dan difermentasikan dalam larutan cuka. Di Romawi Kuno, ikan teri merupakan bahan dasar saus ikan fermentasi yang disebut dengan garum. Garum memiliki usia simpan yang tinggi sehingga dapat diperdagangkan hingga ke lokasi yang jauh dari pantai. 


Proses Penangkapan


Ikan teri terbilang memiliki harga yang cukup menjanjikan dipasaran ini rupanya tidak gampang untuk didapatkan. 



Disini penulis membatasi ruang dan mengambil contoh seperti yang sering diamati di masyarakat pesisir Desa Kolabe dan sekitarnya di Kecamatan Amfoang Utara Kabupaten Kupang NTT. Disana masyarakat masih menangkap dengan cara yang masih sangat tradisional dengan menggunakan alat tangkap yang dikenal dengan nama soroh.

Proses penangkapan ikan teri dengan cara tradisional menggunakan alat soroh (warna biru dan putih) plus bantuan lampu sel Surya.


Alat ini masih termasuk ramah lingkungan karna soroh ini terbuat dari bahan dasar kulambu. 


Proses penangkapannya sendiri dilakukan dengan malam hari yang mana para nelayan harus menaiki sampan dan dilengkapi dengan lampu besar atau lampu gas yang bahan bakarnya dari minyak tanah. Belakangan ini telah digantikan dengan lampu sel Surya yang dicas menggunakan aki.


Besar kecilnya cahaya yang dihasilkan oleh lampu gas yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan yang akan didapati warga karna proses penangkapan yang hanya bisa dilakukan pada malam hari tersebut. 


Kemudian, jika para nelayan mendapatkan dalam jumlah yang sedikit maka, prosesnya tidak akan berbeda jauh dengan yang dilakukan oleh warga Romawi kuno umumnya yang mana ikan hasil tangkapan tersebut akan digarami agar besok paginya bisa dipasarkan kepada warga yang tidak berprofesi sebagai nelayan atau warga yang jauh dari pesisir pantai.

Proses penjemuran ikan teri


Berbeda halnya lagi jika nelayan mendapatkan dalam jumlah yang banyak. Malam itu juga warga harus menyiapkan tempat disekitaran pantai agar dijemur diatas waring sehingga bisa dikeringkan, sebelum beranjak keringan tidak lupa para nelayan akan melakukan proses penyapuan hal ini dilakukan agar ikan tidak menggumpal yang akan mengurangi harga ikan itu sendiri. Setelah dikeringkan barulah kemudian dapat dipasarkan kepada para konsumen.

Para nelayan tengah menyapu ikan agar tidak menggumpal

Ikan teri setelah siap dipasarkan 


Nah untuk durasi atau musim penangkapan ikan teri ini tergantung tidak terlalu menentu. 


Ikan teri bisa saja ditangkap dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama yang mana paling lama adalah 1-3 minggu masa tangkapan dan paling cepat adalah 1 minggu masa tanggkapan dan semenjak kisaran tahun 2010 - 2022, sesuai pengamatan penulis masa paling lama adalah 1 minggu masa tangkapan. Hal ini dikarenakan kondisi ekosistem laut yang diduga sudah tidak seproduktif dulu. 


Bukan tanpa dasar menyebutkan ekosistem laut sudah tidak seproduktif dulu. Akan tetapi sekali lagi sesuai pengamatan kisaran tahun 2010-2015 beberapa kali adanya aktivitas tangkap ikan dengan cara yang tidak ramah lingkungan seperti melakukan pengemboman.


Untuk harga ikan teri sendiri disaat ini tahun 2022 sudah berkisar sekitar Rp. 120.000 (seratus dua puluh ribuh). Akan tetapi harga ini sering tidak stagnan bergantung pada jumlah ikan teri yang tersedia atau yang dihasilkan oleh para nelayan.


Jika para nelayan mendapatkan dalam jumlah yang banyak dan dalam kirim waktu yang lama seperti 2 sampai 3 Minggu, maka harga ikan teri bisa saja merosot. Kondisi ini dikarenakan parah tengkulak yang menginginkan keuntungan yang banyak disisi lain para nelayan juga memiliki kendala yang cukup berarti untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sehingga praktek pasar monopoli sering tidak terelakan.


Na begitulah kira-kira informasi tentang serangkaian proses penangkapan ikan teri atau ikan halus bagi warga pesisir kususnya para nelayan di Pantura Desa Kolabe dan sekitarnya di Kecamatan Amfoang Utara. Sebagian dokumentasi dari tulisan ini mungkin tidak lengkap semoga kedepan saya mendapatkan sebagian dokumentasi proses penangkapan ikan teri atau yang lebih dikenal dengan sebutan soroh ikan halus.



Powered by Blogger.