Hidup Ibarat Buku
Mumolok, OPONI - Setiap alunan kaki selalu meninggalkan jejak dan cerita yang kelak dapat di ceritakan kembali suatu ketika. Baik di ceritkan oleh orang itu sendiri ataupun oleh seseorang yang mengetahui perjalanan hidup seseorang.
Bercerita tentang hidup tidak saja tentang hal baik yang seorang lalui tapi sebaliknya dalam kerasnya melalui liku-liku kehidupan.
Kehidupan sendiri memiliki banyak perpesi dari sekian banyak orang yang masi mengembara dalam dunia yang semakin hirupikuk dan seakan terus memaksakan seseorang untuk terus melakukan yang terbaik versi dirinya sendiri. Albret Enztein yang pernah mengatakan hidup ibarat kita sedang mengendarai sepeda agar terus mengalami keseimbangan kita di paksa untuk terus bergerak dalam hal ini mendayung.
Lalu betulkah kisah hidup ibarat sebuah buku yang berisikan banyak hal yang dapat memberikan informasi pada para pembaca.
Seseorang sendri dapat di bedakan dengan seorang yang lain baik dari bentuk fisik dan lain sebagainya, namun yang paling membedakan seseorang dengan yang lain ialah karakter seseorang yang tidak bisa di samakan dengan orang lain. Karakter seolah menjadi COVER sebuah buku yang dimana jika dalam buku, cover menjadi gambaran umum yang menggambarkan rincian isi suatu buku.
Buku yang awalnya putih bersih tidak bercoretkan apa-apa seorang menggunkannya untuk mencatat banyak hal baik itu menuliskan materi atau menjadikannya sebagai nota dan lain sebagainnya.
Begitu juga hidup yang awalnya tidak ada banyak cerita perlahan mulai menorehkan banyak kisah yang semakin lama semakin banyak lembarannya dengan berbagai hal yang di jalani. Tebal dan Tipisnya suatu buku tergantung pada konteks yang berkaitan begitu juga dengan kisah dari kehidupan seseorang ada yang tidak tebal, terlalu tebal, tipis dan juga tidak terlalu tipis semua tergantung bagaimana seorang menjalaninya.
Lalu bagaiman dengan kehidupan yang sedang kita lalui apa kita perlu menuliskan banyak hal agar mempunyai catatan yang tebal atau tidak perlu terlalu banyak agar terlihat tipis. Tipis dan tebalnya tidak terlalu menjadi masalah namun menjadi menarik dan bermanfaat akan lebih berarti bagi para pembaca, sebab menarik dapat menjadi inpirasi dan bermanfaat akan menjadi suatu teladan.
Jadi hidup ibarat buku yang memiliki banyak catatan menarik dan bermanfat yang dan suatu buku memiliki penilaian yang berbeda-beda dari setiap pribadi yang membaca yang tidak bisa di paksakan untuk memberikan penilaian yang sesuai dengan pribadinya yang berbeda dengan kepribadian yang kita miliki.
Post a Comment