Viral Sekolah di Kabupaten Kupang Tidak Layak, Pemerintah Diminta Bersikap
Baru-baru ini publik Indonesia dihebohkan dengan kemunculan bocah jenius asal Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay alias Nono yang berhasil mengalahkan 7000 peserta di dunia dalam perlombaan Abacus World Competition.
Nono yang berasal dari kabupaten Kupang di pulau Timor bagian barat ini kemudian menjadi viral se tanah air. Akan tetapi ditengah-tengah viralnya Nono muncul juga salah satu sekolah yang sangat memprihatinkan dan sangat-sangat tidak layak bahkan dalam sebuah media online sekolah itu disebut mirip kandang hewan.
Sekolah tersebut adalah SMPN 5 Negeri 5 Amabi Oefeto Satap di Kabupaten Kupang, Provinsi NTT atau yang lebih tepatnya berada di RT 10,RW 05, Desa Fatuteta, Kecamatan Amabi Oefeto.
Sekolah tersebut tak lazim seperti sekolah pada umumnya sebab bangunannya yang sangat darurat digunakan untuk proses belajar mengajar bagi 35 murid, yang terdiri dari kelas 7 sebanyak 13 orang, Kelas 8 sebanyak 5 orang dan Kelas 9 berjumlah 18 orang.
Sedangkan satu ruangan dengan bentuk yang sama, digunakan sebagai kantor bagi 11 guru dan satu pegawai tata usaha.
![]() |
Kondisi Ruangan Kantor sekolah yang seadanya |
Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Amabi Oefeto Satap, Sepriana H Saefatu, kepada awak media mengatakan kondisi tersebut sudah dialami mereka setiap tahunnya
"Setiap tahun saat musim hujan, kami selalu digenangi air hujan yang masuk ke ruang kelas," ungkapnya
Sehingga, lanjut Sepriana, kami harus menghentikan proses belajar mengajar, untuk menghindar diri percikan air dari lubang daun yang sudah lapuk
Bahkan kata Sepriana, karena hujan deras dengan intensitas tinggi berdurasi lama, para guru dan murid menjadi basah kuyup. Kondisi ini sebut dia, sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir. Sepriana menuturkan, sekolah ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat pada 2017 lalu.
"Masyarakat ingin, anak-anak bisa lebih dekat ke sekolah dari rumah mereka. Karena, kata Sepriana, untuk bisa bersekolah ke SMP yang memiliki gedung permanen yakni SMP Negeri 1 Kupang Timur, jarak dari rumah warga sekitar lima kilometer dan itu pun ditempuh dengan berjalan kaki," urainya.
Untuk merenovasi gedung sekolah itu, warga kesulitan anggaran. Sehingga terpaksa dibiarkan saja dengan kondisi seadanya.
Menurut Sepriana, pihaknya telah menyampaikan kondisi itu ke pemerintah daerah setempat.
"Dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi, belum lama ini juga trun survei. Katanya tahun ini mau realisasi (Bantuan gedung baru). Kami tunggu Saja kapan ada bantuan," ujar dia.
Sepriana berharap secepatnya ada realisasi pembangunan gedung baru, karena saat ini sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar. Apalagi, murid kelas 9 sedang dalam persiapan untuk menghadapi ujian.
"Kami tidak butuh gedung yang mewah. Kami hanya butuh ruangan yang ayak dipakai untuk kegiatan belajar mengajar," harapnya.
Tanggapan Pemerintah Daerah Setempat (Pemkab Kupang)
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kupang Imanuel Buan mengatakan, pihaknya telah menganggarkan untuk pembangunan gedung sekolah itu.
"Tahun 2023 telah dianggarkan untuk pembangunan tiga ruang kelas baru, dengan anggaran Rp 600 juta," ujar Imanuel.
Rencananya, paket pengerjaan tiga ruang kelas baru tersebut akan dikerjakan sekitar Juli 2023.
"Saat ini masih tunggu proses lelang pekerjaannya," ujar dia.
Imanuel meminta pihak sekolah agar bersabar menunggu pembangunannya
Post a Comment