Header Ads

Akses 4 Kabupaten di NTT Putus Total, Motor Dihargai Rp. 200.000 Agar Bisa Lewat


Akses jalan darat untuk menghubungkan 4 Kabupaten di daratan Timor Bagian Barat Indonesia seperti Kabupaten Malaka, Belu, Timor Tengah Utara (TTU) dan Timor Tengah Selatan (TTS) ke Kota Kupang dan sebaliknya sempat putus total akibat tertutup longsor di Desa Noelmina, Kelurahan Takari, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.


Pantauan mumolok.blogspot.com, di Tempat Kejadian. Pada (18/02/2023) tumpukan tanah setinggi kurang lebih 5 meter dari atas permukaan tanah dengan panjang sekitar 500 m menutupi bahu jalan Trans Timor Raya yang menghubungkan 4 Kabupaten di NTT 


Akibatnya akses ke Kota Kupang dan sebaliknya putus total. 


Warga yang melintas ke Kota Kupang dan sebaliknya ke 4 Kabupaten di NTT itu terpaksa harus melalui jalan alternatif.


Meskipun kendaraan ber roda 4, 6 dan 12 tidak bisa melintas akan tetapi kendaraan ber roda Masi bisa melintas sekalipun harus melintasi jalan alternatif yang licin dan penuh tanjakan dan turun. Sehingga terpaksa kendaraan bermotor harus digotong warga setempat akan tetapi harus melalui 1 kesepakatan.


Kesepakatan yang dimaksud ialah pelintas yang akan melintas dan menggunakan kendaraan bermotor harus siap membayar jasa gotong motor yang harganya bervariatif.


Pantau mumolok.blogspot.com, dilokasi Kendaraan bermotor jenis bebek dihargai Rp. 50.000 diwaktu 08:00 - 12:00 wita. Sedangkan harga kendaraan bermotor bermerek Vixion dan sejenisnya dihargai Rp. 100.000 Masi diwaktu yang sama.


Pada waktu yang berbeda saat mulai pukul 13:00 - malam saat mulai hujan warga setempat mulai menaikkan tarif dari Rp. 50.000 ke Rp. 100.000 untuk jenis kendaraan bermotor bermerek bebek dan jenis Vixion dan sejenisnya mulai dinaikan ke Rp. 100. 000 - Rp. 200.000.


Hal itu dikarenakan kondisi jalan alternatif yang mulai digenangi air hujan sehingga licin alhasil tarif pun dinaikkan.


Selain kendaraan bermotor yang dikenakan tarif yang bervariasi juga berbagai barang bawaan warga pelintas seperti koper dan sejenisnya dihargai sebesar Rp. 20.000.


Salah satu warga yang ditemui mumolok.blogspot.com mengakui kejadian tersebut akan tetapi dirinya juga menjelaskan bahwa praktek tersebut bukanlah pungli, sebab itu hanya bentuk balas jasa yang dilakukan atas dasar suka-sama suka dan motifnya menolong bukan pungli.


Selain warga sekitar yang menyediakan jasa menggotong barang dan motor mumolok.blogspot.com juga menemui salah satu warga pelintas dirinya juga mengakui hal tersebut bukanlah pungli sekalipun dirinya mengakui tarif yang ditawarkan nyaris berada pada angka yang terlalu tinggi namun disisi lain tidak ada cara lain untuk menghindari musibah tersebut.


Dirinya berharap agar bencana alam tersebut segara mendapatkan penangan serius dari Pemerintah baik daerah maupun Provinsi agar segala aktivitas warga pelintas yang menggunakan akses jalur tersebut bisa kembali melintas sebagai mana mestinya.

Powered by Blogger.