Header Ads

Cerpen, Tekun Do'a Rejeki Mengalir





Siang itu Lipus hendak pulang dari kampus, suasana kota sangat sepi sehingga hanya Lipus sendiri diatas angkot. Lipus yang sendiri diatas angkot mengamankan posisi paling belakang dalam angkot 


Menjelang 50 meter dari titik awal kenaikan Lipus. Terlihat seorang Emak yang merupakan seorang pekerja kantoran, juga hendak menggunakan jasa angkot.


Singkat cerita si emak sudah mengamankan posisi paling depan dalam angkot.


Karna hanya berdua diatas angkot. Lipus dan Si Emak saling pandang dan berbalas-balasan senyum. Begitu terus kejadian yang terjadi dalam angkot 


Singkat cerita si Emak tiba di depan rumahnya. Ia pun turun dan betapa kagetnya si Emak karna dompetnya sudah tidak ada dalam tasnya.


Si Emakpun berkata, "Adik tadi hanya kit dua saja yang diatas angkot. Sa tau kau yang ambil Sa pu dompet cepat kasi kembali," kata emak


Lipus dengan muka bingungnya tidak tau apa-apa berupaya membelah diri. "Dompet apa mama ??," tanya Lipus . "Sa tidak tau," sambungnya sambil melongo dengan mukanya yang polos.


"Cepat kasih keluar sebelum Sa emosi dan bawa kau ke kantor polisi. Ayo cepat kasi sudah," jawab si Emak yang emosinya makin meningkat.


Sang sopir yang melihat kejadiannya sudah semakin besar dan ramai di tonton warga berinisiatif melerai dengan membiarkan si Emak tidak usa membayar.


"Sudah mama tidak usah bayar," kata si sopir. 


Si emak tak terima baik karna dianggap tidak mampu membayar tarif angkot makin meletus emosinya.


"Tidak bisa adik, dia harus kasi keluar Sa pu dompet, ko tadi hanya Kami dua sa na setan sapa yang mau ambil..???," jawab si Emak bertanya, sambil memandang Lipus dengan wajah ingin melabraknya


Ditengah perdebatan yang ditonton ribuan pasang mata. Muncul Asisten si Emak bak penolong Lipus


"Ibu tadi dompetnya ketinggalan diatas mejanya Ibu," katanya sambil menyodorkan dompet pada si Emak. Riu hura menyambung kata si Asisten tersebut. Bahkan ada yang berteriak "lapor saja adik, itu mama suda buat pencamaran nama baik," teriak salah satu warga yang menyaksikan kejadian tersebut.



Si Emak yang saat itu tak bisa menahan malunya yang tak karuan, berinisiatif mengembalikan nama baik Lipus dengan menyodorkan selembar uang berwarna merah sambil berkata "Mama minta maaf. Ambil ini sebagai permintaan maaf mama," katanya sambil menyodorkan uangnya 


Jawab Lipus "Suda mama, amalan. Sa su lupa kejadian tadi," jawab Lipus yang menolak dengan Bijak.


Si Emak yang sudah malu bahkan takut dengan teriakan warga yang ingin melaporkan nya, berusaha melanjutkan usahanya dengan melipat gandakan 2 lembar uang pecahan seratus.


Katanya, "ambil ini su adik, mama minta maaf sekali. Tolong ambil ini. Belum dijawab Lipus. Si Emak kembali mengulang aksinya, "atau ini kurang ???, Ini mama su tambah jadi 500 ribu ambil sudah," katanya menyakinkan Lipus. 


Suasana kota jadi hening saat itu dan lebih mencekam menunggu jawaban Lipus. 


Lipus tersenyum dengan raut mukanya yang tersipu malu, kembali berkata, "sudah mama, sudah," sambil mengulurkan tangan nya untuk meraih uang 500 ribu tersebut dan betapa terkejutnya Lipus saat mendengarkan teriakan Dorus katanya, "Lipus, Lipus bangun ko makan dulu, su tengah malam ini. Kau tidur dari pagi belum tau-tau bangun ...!!,"


Saat itu juga Lipus terbangun dari mimpinya, sambil kucak-kucak mata.. !!!


Selamat Tidur jangan lupa Do'a.





Powered by Blogger.